Pages

Pages - Menu

Selasa, 01 Januari 2013

Waspada! Tidak Semua Iklan TV Itu Baik Untuk Anak



Mamendo - Televisi sudah menjadi tontonan sehari masyarakat Indonesia. Boleh dibilang, umumnya masyarakat kita, tiada hari tanpa menonton televisi. Tidak bisa dihindari, tayangan televisi juga dikonsumsi oleh anak-anak kita. Sebagai orang tua yang baik, tentunya kita seleksi mana tontonan yang boleh dan tidak boleh untuk anak kita.


Ada beberapa tontonan yang cukup baik buat anak-anak kita. Sebut saja si Bolang, Laptop si Unyil dan beberapa tayangan lain, adalah 2 dari sekian banyak tontonan anak-anak yang cukup baik. Pada waktu-waktu tertentu, anak bahkan disarankan untuk tidak menonton TV karena biasanya tayangannya sudah tidak layak lagi untuk anak-anak, bahkan seorang dewasa yang cukup iman. Namun, ternyata, walaupun sudah kita pilihkan tayangan yang boleh ditonton oleh anak kita, ada yang tidak bisa kita kendalikan. IKLAN.

Bisa saja acaranya adalah acara anak-anak, tapi siapa bisa menjamin bahwa iklannya bukan iklan dangdut dengan goyang hebohnya atau iklan pemutih kulit dengan model iklan yang terbuka auratnya? Dan itu sering kali terjadi. Prihatin tentunya kita dengan fenomena ini namun begitulah kenyataannya. Susah payah kita menyeleksi tayangan televisi, ternyata masih kecolongan juga. Sangat berharap para pengelola media maupun KPI memperhatikan hal ini dan melakukan perbaikan untuk keselamatan generis penerus bangsa.

Adapun kita sebagai orang tua, mungkin ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak negatif dari tayangan iklan tersebut.

1. Dampingi putra-putri sehingga pada saat iklan yang tak sepantasnya itu muncul, kita bisa segera memindahkan channelnya. Lebih baik lagi jika kita memberikan pemahaman kepada anak kita kenapa kita memindahkannya.

2. Beri alternatif channel yang memang didesain khusus untuk anak. SpaceToon menurut saya cukup aman iklannya (maaf bukan promosi hehe). Untuk tayangannya apa, silakan saja dipilih yang sesuai kebutuhan. Selain itu adalah layanan TV berbayar yang memang tayangan dan iklannya terseleksi dengan baik.

3. Beri alternatif berupa tayangan CD/DVD yang cocok untuk anak. Misalnya saja CD yang berisi film kisah nabi-nabi atau kisah-kisah hikmah. Ada cukup banyak CD/DVD seperti ini dan bisa kita beli dengan mudah di toko-toko buku.

4. Beri alternatif berupa permainan lain yang lebih bermanfaat dari sekedar menonton TV. Misalnya saja mewarnai, membuat bangunan dari lego, main sepeda, dsb.

5. Menonton televisi terlalu lama sebetulnya tidak terlalu baik. Beberapa keluarga yang cukup strict bahkan meninggalkan sama sekali televisi dan membackup kebutuhan informasi dari televisi dengan berlangganan koran. Cara lain adalah dengan membuat suasana menonton TV tidak dibuat terlalu nyaman sehingga anak lebih memilih aktivitas lain. Di rumah kami, televisi tidak terlalu besar (14″) dan kami simpan di atas rak buku yang sangat tinggi sehingga kami harus “tanggah” untuk menontonnya. Akhirnya anak-anak kami tidak terlalu berlama-lama menonton TV dan lebih memilih untuk bermain yang lain. Berbeda sekali ketika berada di rumah kakeknya, TV 29″ dengan sofa empuk. Akhirnya setiap main ke rumah kakeknya, TV itu selalu disandera anak kami.

6. Dan yang terakhir yang paling penting adalah keteladanan. Sulit kita mengendalikan frekuensi menonton TV anak kita jika kita sebelum ngantor nonton TV, pulang ngantor nonton TV, sambil makan nonton TV, waktu santai nonton TV, dst. Sulit kita melarang anak kita menonton suatu tayangan jika kita sendiri menontonnya. Bagaimanapun, anak itu bagaimana orang tuanya.
Memang bukan hal mudah mengendalikan tayangan untuk anak-anak kita. Tapi menurut saya itu cukup penting untuk dilakukan orang tua.
 

Cari Blog Ini