Pages

Pages - Menu

Sabtu, 23 Februari 2013

Terungkap, 54 Negara Membantu CIA Menculik, Menahan dan Menyiksa Tersangka Al Qaidah


Menurut laporan terbaru, setidaknya 54 negara termasuk Suriah, Iran, Swedia, Islandia dan Inggris memberikan "dukungan rahasia" kepada CIA untuk menahan, transportasi, interogasi dan penyiksaan para tersangka teroris setelah insiden serangan 11 September.

Laporan baru setebal 213 halaman tersebut dirilis oleh Open Society Justice Initiative (OSJI), sebuah organisasi HAM yang berbasis di New York. Dokumen laporan tersebut berisi keterlibatan internasional dalam kampanye Amerika melawan Al Qaidah.

Laporan berjudul "Penyiksaan Global" tersebut memberikan rincian tentang negara-negara yang secara diam-diam membantu AS dalam menjalankan penjara rahasia, yang juga dikenal sebagai "situs hitam" di wilayah mereka, yang memungkinkan CIA untuk menggunakan bandara nasional di suatu negara untuk pengisian bahan bakar pada saat perjalanan mengangkut tahanan.


Negara yang tercantum dalam laporan tersebut termasuk banyak dari Timur Tengah dan Eropa.

OSJI paling tidak menyebut Suriah dan Iran sebagai dua negara yang bersedia membantu program rendisi CIA tersebut. Cukup aneh karena Iran selama ini dikenal "bermusuhan" dengan AS namun mau membantu CIA.

"Suriah menahan, menginterogasi dan menyiksa seseorang yang menjadi tersangka," isi laporan tersebut. "Setidaknya CIA mengirim sembilan orang (tersangka) ke Suriah (untuk diinterogasi) antara Desember 2001 dan Oktober 2002."

Suriah juga memiliki fasilitas penahanan yang digunakan CIA, dimana para "tahanan melaporkan perlakuan penyiksaan menggunakan kursi yang dapat menarik tulang belulang manusia ketika dilakukan interogasi disertai pemukulan".

Iran Bantu CIA
Iran juga dilaporkan membantu CIA dengan menyerahkan 15 orang tersangka menuju Kabul, setelah invasi AS ke Afghanistan. Ke 15 tersangka tersebut ditahan di Kabul di bawah kendali AS.

Di Mesir, Pakistan, Libya, Yordania, Afghanistan, Malawi dan Maroko juga terdapat penjara-penjara rahasia CIA yang digunakan untuk penyiksaan yang didokumentasikan.

Laporan itu juga menyebut Mesir sebagai negara terbanyak yang mengirim tahanan kepada CIA.

Pakistan disebutkan telah menahan 627 tersangka anggota Al Qaidah dan memindahkan 369 tahanan tersebut ke penjara rahasia di Afghanistan dan Teluk Guantanamo yang dikendalikan CIA.

Laporan itu juga berisi dokumentasi penyiksaan di Maroko. Para tahanan menceritakan penyiksaan terjadi selama beberapa bulan. Salah satu mantan tahanan bernama Binyam Mohamed ditransfer oleh CIA dari Maroko pada bulan Juli 2002 dimana petugas "mematahkan tulangnya saat menginterogasi, mengiris kemaluannya, menuangkan cairan panas ke penisnya, dan mengancam diperkosa, disetrum dan dibunuh".

Daftar dari OSJI berlanjut ke negara-negara Eropa yang membantu CIA, antara lain Spanyol, Portugal, Irlandia, Islandia, Finlandia, Denmark, Belgia, Austria, Yunani dan Siprus. Semua negara itu membantu CIA secara diam-diam dengan memberikan penggunaan wilayah udara dan bandar udara untuk singgah mengisi bahan bakar pesawat khusus CIA.

Kanada juga disebutkan dalam laporan itu banyak membantu CIA dengan menyediakan informasi tentang salah satu warganya yang akhirnya ditangkap dan dibawa ke penjara rahasia di Suriah.

Negara Eropa lain seperti Inggris, Swedia dan Italia bahkan membantu untuk menangkap orang, menginterogasi dan mentransfernya.

Polandia, Lithuania dan Rumania juga disebutkan menyediakan penjara rahasia CIA di wilayah mereka.



Salah satu penjara rahasia CIA yang diungkap ada di desa terpencil Stare Kiejkuty di Polandia. Penjara itu mulai digunakan pada Desember 2002 sampai tahun 2003. Fasilitas penjara tersebut digunakan untuk mengangkut tersangka anggota Al Qaidah di luar wilayah AS untuk diinterogasi tanapa harus mematuhi undang-undang AS.



Akhirnya pada tahun 2008 lalu pemerintah Polandia mulai melakukan investigasi ke dalam penjara rahasia tersebut.

Penjara CIA di Rumania
Selain di Polandia, Human Rights Wathc pada bulan November 2005 juga mengungkap penjara rahasia CIA  di Rumania. Dalam laporan OSJI tersebut diungkap pesawat CIA menjatuhkan tahanan di penjara ini kemudian meninggalkannya.



Pihak berwenang Rumania telah membantah keberadaan penjara rahasia CIA tersebut, kendati Human Rights Watch sudah mengungkapkannya.

Kesimpulan Laporan
OSJI dalam kesimpulan laporannya berpendapat bahwa AS tidak boleh melakukan operasi rahasia tanpa dukungan dari negara lain dan orang-orang yang membantu AS/CIA harus bertanggung jawab.

Tujuan OSJI
Tujuan dari OSJI ini adalah untuk memaksa AS mengakhiri program penahanan paksa, menghentikan semua penjara rahasia yang tersisa, dan membuka penyelidikan kriminal pelanggaran hak asasi manusia.

Laporan itu juga menyerukan kepada negara-negara lain untuk menghentikan dukungan rahasia mereka kepada CIA serta bertanggung jawab atas tindakan membantu CIA di masa lalu.
 

Cari Blog Ini